DNS Telkomflash


Waaah sudah lama gak update-update blog akhirnya kali ini kesampaian juga. Karena aktifitas yang lumayan padat jadinya blog ! MVRC Blog ! terbengkalai... padahal gak ada niat melupakannya tapi hanya terlalu larut pada beberapa kesibukan baru. :)

Oke, back to topic yaitu DNS Telkomflash mungkin sudah tidak asing lagi bagi rekan-rekan main otak-atik DNS Server untuk mempercepat koneksi, kali ini ! MVRC Blog ! mau berbagi sedikit dari pengalaman pribadi yang di dapat tadi malam.
Setelah sekian lama coba gonta-ganti DNS yang cocok untuk Telkomflash akhirnya ketemu juga DNS yang mantap, lumayan stabil dan cepat. yaitu dengan mengganti standar DNS bawaan dengan kolaborasi antara OPEN DNS dan Google DNS yaitu untuk primarynya menggunakan 208.67.220.220 sedangkan secondary nya yang 8.8.4.4

Kalo dari hasil ping di cmd sich antara DNS bawaan dengan DNS kolaborasi menunjukan hasil yang signifikan. Lumayan cepatlah untuk berselancar ria dari pada menggunakan DNS bawaan. Gak percaya? Buktiin sendiri.... hihihihi truuus kasih komentarnya ya...

My Story : Bahasa Pemrograman Pascal VS Psikotes




Kita buka sesi curhat... tereeeeng......

Kata-kata itulah yang biasanya terlontar dari mulut rekan-rekan ku saat lagi ngumpul bareng melepas kepenatan di sela-sela menumpuknya tugas kuliah yang sudah mengejar deadline.

Curhat merupakan kependekan dari kata curahan hati, ntah dari mana asal mulanya hingga menjadi trend masa kini... 


Kali ini ! MVRC blog ! juga mau sedikit berbagi curahatan hati sama teman-teman blogger maupun kepada para penonton (pengunjung) ! MVRCblog ! yang berasal dari manapun dan yang ntah terjebak karena apapun bisa masuk ke blog ini...



Alkisah diceritaken pada awal mula nya dulu pada saat masih SMP kegiatan tulis-menulis merupakan kegiatan yang paling disukai, apalagi kalau menulis dengan menggunakan mesin tik (pada jaman dahulu, hehe harap maklum masih di daerah)... Tapi ada satu hal yang dirasakan kurang walaupun sangat suka dengan hal yang namanya ketik mengetik, entah mengapa untuk mengembangkan sebuah tulisan yang dilakukan sendiri alias mengarang bebas dirasa masih sangat kurang. Hingga menginjak bangku SMA pun tetap masih dirasa kurang dalam mengembangkan suatu pemikiran yang bisa dituangkan ke dalam paragraf-paragraf. Hingga terjadi titik balik dimana ada rasa bosan dan malas untuk membuat dan mengembangkan suatu tulisan. Saat itu hobi tersebut terhenti dan beralih ke hal yang lebih menantang dari sebuah tulisan yang masih bisa dianggap jarang saat itu di daerahku yaitu komputer.



Sedikit demi sedikit dikenalkan dengan dunia komputer terasa makin mengasyikan serta menggilakan, dan minat untuk mengembangkan ke arah yang lebih dalam pada bidang komputer terasa menggelora di dalam otak ku. Sehingga pada suatu saat guru komputer SMA ku memberikan peluang dalam mengikuti olimpiade mata pelajaran komputer tingkat SMA se-kabupaten. Tanpa berpikir panjang kesempatan itu langsung ku tangkap dengan baik. Tapi ada satu hal yang paling menantang bagi ku di dalam olimpiade ini, yaitu harus belajar bahasa pemograman Pascal yang notabene belum pernah di ajarkan sama sekali sehingga bagaimana bentuk dan rasanya belum dan tidak bisa di bayangkan.


Akhirnya dengan semangat yang dimiliki, aku mencoba sedikit demi sedikit belajar barang yang dinamakan Pascal, dari sebuah buku penuh debu yang tampaknya tak pernah disentuh di perpustakaan. Berulang kali aku membolak-balik buku yang tebalnya 300-an halaman ini tetapi tetap saja tidak dapat aku mengerti dengan jelas, hanya garis-garis besar nya saja yang aku temukan. Tapi tentang penjelasan mengapa bisa begini mengapa bisa begitu aku tidak mengerti sama sekali.


Singkat waktu, hari pelaksanaan olimpiade sudah di depan mata sementara persiapan yang kulakukan dirasa masih sangat-sangat minim. Dengan langkah penuh ragu akhirnya aku mengikuti olimpiade tersebut. Hal yang tidak terlupakan bagiku adalah ketika soal olimpiade tersebut tepat berada di depan mata ku !!!! tidak seperti yang kubayangkan bahwa soalnya akan berhubungan dengan Pascal berhubungan dengan angka-angka dan rumus-rumus komputer, sangat jauh terbalik dari kini yang terjadi didepan mataku dari sekian puluh soal, dapat ku hitung mungkin hanya sekitar 5 soal yang ada angka nya, sisanya adalah kemampuan kita berlogika dan soal-soal layaknya psikotes. Dengan rasa tekejut akhirnya mau tak mau aku mulai mengerjakan soal-soal tersebut.


Dua jam berselang waktu tes tersebut, bel tanda berakhirnya tes pun berkumandang dan aku sudah menyelesaikan hampir 85% soal yang ada dan yang kuyakini jawabannya benar, sisanya yang 15% sengaja tidak aku isi karena aku takut akan mengurangi nilai ku karena jawaban salah akan memperoleh nilai minus. Sekeluarnya dari ruangan tes aku segera menghampiri guru ku dan mengklarifikasi kejadian yang kuhadapi waktu pertama kali membuka soal-soal tadi. Akhirnya guruku tersebut mencari informasi dari panitia setempat dan ternyata setelah diklarifikasi soal olimpiade tahun ini sangat berbeda dari tahun-tahun sebelumnya. Pada tahun ini soal untuk tingkat kabupaten adalah psikotes sedangkan untuk tingkat provinsi soal-soalnya baru berbasiskan seputar Pascal. Mendengar hal seperti itu aku tidak dapat banyak berbuat apa-apa, pun sudah terjadi. Kalau dapat peringkat syukur, kalo nggak juga nggak apa-apa dalam hati kecilku.


Tak terasa tiga minggu telah berlalu semenjak aku mengikuti olimpiade tersebut. Hari itu hari senin dan akan diadakan upacara bendera dan menurut rumor yang didapat bahwa akan diumumkan hasil dari olimpiade beberapa mata pelajaran yang diadakan beberapa pekan yang lalu. Aku tak berharap banyak, karena aku tak yakin dengan hasil apa yang akan aku dapat, hingga ditengah-tengah pengumuman peringkat tersebut nama ku dipanggil untuk maju ke depan bersama beberapa teman yang juga waktu itu mengikuti olimpiade tapi dari bidang study yang berbeda. Setelah diumumkan rupanya aku mendapat peringkat ke 4 dari olimpiade tersebut. Aku cukup terkejut dengan hasil tersebut karena aku rasa aku belum maksimal mengerjakan tes tersebut. Bercampur bingung dan senang aku bangga bisa mendapat peringkat tersebut walaupun aku tidak mendapatkan apa-apa tapi aku cukup puas bahwa siswa dari daerah ini bisa dan mampu juga bersaing dengan siswa yang berada di ibukota kabupaten.


Hingga kini aku terus terang masih bingung dengan yang namany Pascal, dan ditambah kesibukan tugas-tugas kuliahku aku belum sempat lagi menyelami hal tersebut. Jadi buat teman-teman yang sudah jago dan mahir dalam bahasa pemograman, apapun programnya bisa sekalian ajarin dunk....heheheee


Mungkin segini dulu ceritaku, bukan maksud mau menyombong ataupun apa, tapi hanya mau berbagi sedikit cerita dengan teman-teman masa-masa indahku SMA dulu tanpa ada maksud dan tujuan tertentu. Kalo kata orang kampung aku bilang it’s pure from my life story.... sekian dulu.

10 Kunci dalam memahami Tanah


Ini ada sedikit ilmu yang MVRC dapat muter-muter gak ada kerjaan di google tadi, ya sekiranya berguna bagi yang memerlukannya, hihi...












Sumber : USDA

Kecelakaan di Bundaran


Layaknya anak muda lainnya, kegiatan nongkrong sering dialami. Yang jelas nongkrong yang sifatnya positif...
Kali ini MVRC lagi nyantai bareng alias nongkrong di sebuah cafe di dekat Bundaran Untan... 
Tidak seperti malam-malam lainnya selain nongkrong sambil hotcepotan bareng teman-teman yang lagi heboh-hebohnya membahas OSAMA BIN LADEN, dan ditengah kesibukan masing-masing pengunjung cafe yang menatap layar LCD-nya terdengar sebuah bunyi yang begitu asing di telinga... tak lain tak bukan bunyi itu adalah bunyi injakan rem dari sebuah mobil yang melaju dengan cepat menuju bundaran Untan...dalam beberapa detik setelah mendengar bunyi tersebut terdengar bunyi yang begitu nyaring yakni mobil tersebut telah tergeletak terbalik di ujung bundaran. Tak ayal para pengunjung cafe pun langsung berdiri dan berlari menuju TKP untuk melihat kondisi tersebut. Bak di film-film, mobil tersebut kehilangan kendalinya tak kuasa menahan gaya sentrifugal yang terjadi akibat terlalu kencangnya pengendara mobil tersebut mengemudikan kendaraannya.
Malam ini MVRC mendapat sebuah pelajaran lagi, KALAU BERKENDARA, JANGAN LAJU-LAJU !!! Hehehe Valentino Rossi aja bisa jatuh, apalagi kita....

Good blogwalking n maju terus blogger Indonesia...

Kumpulan Koin buat modal

Tadi sempat berdiskusi sedikit dengan seorang teman, tiba-tiba dia mengeluarkan beberapa koin receh. Yang membuat aku terkejut adalah ketika dia berkata duit receh jangan dianggap remeh ya... lalu aku bertanya balik : memangnya ada apa? koq berkata seperti itu?
Lalu dia menjawab, iya... jangan di anggap remeh tuch duit receh, walaupun nominalnya kecil, tapi kalo tiap hari dikumpulin sampai lama-lama bakalan banyak juga tuch... bisa buat modal nikah ntar....


Ternyata teman aku yang satu ini lumayan kritis juga jadi mahasiswa, (hehe)
Kalo diambil hikmahnya ternyata benar juga, ingat pepatah orang tua sedikit demi sedikit lama-lama jadi bukit... mungkin pepatah seperti itu sudah sering kita dengar dan mungkin kita hafal di luar kepala kita. Tapi apakah kita sudah pernah menerapkannya? Apakah kita sudah mempunyai rencana tentang apa yang akan dilakukan di masa mendatang?